Selasa, 29 Januari 2019

Hujan

Ia membawa mu kedalam pelukanku.
Tak apa, memang terbalut cuaca dingin.
Maka dari itu,  mendekatlah lebih dalam.
Peluk ku luas, sanggup menangkapmu utuh.
Jemari yang bergemetar itu,  biar ku hangatkan dengan sebuah hembusan lembut.
Malam ini saja, berteduhlah pada tubuhku.
Aku tak akan menyentuh mu lebih dari ini,  jadi sisih kan lah segala keresahanmu.
Bibir mu membiru, seakan menyuruhku mendekap mu lebih jauh.
Tapi gerakku membisu, meski dengan jarak senadi ini.
Aku takut kamu membenciku,  jadi kubiarkan kamu yang mencari hangat mu sendiri disini.
Kamu terlihat begitu rapuh, membuatku begitu takut terlalu bertenaga dalam mendekapmu.
Pada akhirnya,  hujan membawa lukamu padaku.
Air mata yang berharga itu, mengalir deras bersama rintik hujan yang menyentuh pipimu.
Kamu meraung-raung kesakitan, akan ketidakadilan dunia terhadapmu.
Tak apa,  menangislah lebih khusyuk.
Aku ada disini,  mendengarkanmu.
Jangan kubur semua emosi yang meluap-luap itu.
Hempaskan. Lepaskan.
Esok kamu akan merasa nyaman, melenyapkan segala yang selama ini mati-matian kamu tahan.
Sekali lagi, Tak apa.
Meski hujan nanti berhenti menjatuhkan diri,
Meski kamu tak membutuhkan aku lagi,
Meski aku akan kamu tinggalkan lagi,
Aku akan tetap ada disini.
Berjaga-jaga sampai hari mengundang hujan untuk jatuh lagi.
Dan kamu,  akan kembali dalam peluk ini.
Sekali lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar